Senin, 28 Januari 2008

Distribusi Minyak Tanah di Karimun Tersendat-sendat


*Ada Dugaan Untuk Minyak Oplosan

KARIMUN EXPOSE – Hingga saat ini warga Karimun mengaku masih sangat sulit memperoleh bahan bakar minyak jenis minyak tanah. Padahal pemerintah telah menarapkan minyak subsidi untuk masyarakat. Kelangkaan minyak tanah bersubdisi ini sudah terjadi satu bulan belakangan ini.

Kelangkaan terbesar terjadi di Tanjung Balai, khususnya di tempat-tempat penjual minyak tanah setingkat pengecer. Banyak sebagian warga di Karimun mengaku tidak bisa mendapatkan minyak tanah belakangan ini.

Bahkan tidak sedikit warga sudah berkeliling kota Tanjung Balai untuk mendapatkan minyak tanah tersebut, namun sia-sia. Kalau pun ada harganya sangat mahal dibanding sebelumnya.

Menurut sebagian warga pengguna minyak tanah mengatakan, hal ini di karenakan distribusi minyak tanah tersebut tersendat-sendat. Sehingga dengan mudah pengecer atau pun pemilik pangkalan menaikkan harga dengan alasan langka.

“beberapa hari ini saya harus berkeliling untuk mendapatkan minyak tanah untuk keperluan rumah tangga dan jualan gorengan. Membeli di tempat biasa kadang kosong berhari-hari,” ungkap Slamet warga Kolong kepada KARIMUN expose, Jumat (25/1).

Hal tersebut dibenarkan oleh Muti’ah warga Kolong, yang menjual minyak tanah. Kelangkaan usaha menjual minyak tanah ini karena memang dari pangkalan tersendat alasannya sudah habis di beli masyarakat.

“Bahkan ada tetangga saya yang membeli minyak tanah ke Pulau Parit untuk keperluan jualan nasi uduknya. Kalau mengharap dari sini kemungkinan harus menunggu lama. Jadi harus rela berkeliling untuk mendapatkan minyak tanah,” jelas Muti’ah.

Kelangkaan minyak tanah ini, memunculkan kecurigaan warga bahwa ada beberapa pangkalan minyak tanah di Karimun yang nakal, melakukan penimbunan dan pengoplosan minyak tanah dengan bahan bakar lainnya seperti solar.

Pasalnya, menurut warga pangkalan yang memiliki izin mendistribusikan minyak tanah di Karimun cukup banyak. Bahkan setiap dua hingga tiga kali dalam semingggu pangkalan tersebut selalu melakukan pengisian minyak tanah. Namun hanya dalam sekejap minyak tanah bisa lesap dari pangkalan tersebut.

Padahal jumlah pembeli dari masyarakat setempat tidak seberapa.Dari pantauan KARIMUN expose kecurigaan warga tersebut cukup beralasan. Terutama di wilayah Kecamatan Meral, beberapa warga menduga ada beberapa pangkalan yang diduga melakukan pengoplosan minyak tanah tersebut dengan bahan baker solar.

Sumber KARIMUN expose mengatakan minyak tanah tersebut dioplos dengan menggunakan solar hasil kencing kapal-kapal tongkang di perairan Karimun dengan perbandingan 3 liter solar dioplos dengan 1 liter minyak tanah maka menjadi 4 liter solar siap jual, setelah dioplos kemudian dijual kembali ke kapal-kapal di perairan.

Kenyataan maraknya kapal kencing di perairan Karimun berdasarkan ungkapan kepolisian beberapa waktu terakhir ini. Dari data yang ada di Kepolisian sempat diungkap ketika itu polisi berhasil mengamankan sekitar 10 ton minyak hasil kencing di perairan Karimun.

Terakhir, petugas Bea Cukai Kanwil IV Dirjen Bea Cukai (DJBC) Kepri, Tanjungbalai Karimun berhasil mengamankan sekitar 10 ton minyak kencing di perairan yang sama. Saat ini kapal minyak kencing tersebut masih diamankan di Pos Ketapang Kanwil II BC di Meral.

Memang hingga saat ini, laporan upaya pengoplosan minyak solar dari minyak tanah subsidi dari masyarakat sudah masuk di kepolisian, namun dengan alasan klasik polisi masih belum menemukan bukti-bukti kuat.

Kini masyarakat lebih bertanya-tanya, apakah pihak pemerintah dan kepolisian terkesan tutup mata dengan bisnis yang menjanjikan tersebut. Masyarakat kini merasa dibodohi dengan data-data.

Namun Polisi membantah dugaan bahwa polisi terkesan tutup mata dengan permasalahan kasus tersebut. Hingga saat ini pihak kepolisian mejelaskan tetap menangani kasus ini, dengan mengumpulkan data-data.

Menanggapi adanya keluhan masyarakat dan munculnya kecurigaan mengenai pengoplosan minyak tanah bersubsidi dioplos, Kepala Polres Karimun Drs Leonidas Braksan MM mengungkapkan akan menindak lanjutinya.

Menurut Kapolres, penindakan terhadap kegiatan-kegiatan dengan minyak bersubdisi ini memang tengah menjadi pusat perhatian hingga di tingkat nasional.

“Kita akan menindak lanjuti kalau memang ada laporan terkait penyelewengan atau pengoplosan minyak tanah tersebut dari warga. Karena mengenai bahan bakar minyak ini memang tengah menjadi sorotan hingga di tingkat nasional,” tegasnya saat ditemui wartawan beberapa waktu lalu.

Leonidas mengatakan bagi masyarakat yang memiliki informasi mengenai kegiatan-kegiatan khususnya terkait dengan penyelewengan bahan bakar minyak, bisa melaporkan langsung ke Polres Karimun atau ke Polsek-Polsek. (poenk)

Tidak ada komentar: