Senin, 28 Januari 2008

Nasib Korban Tabrakan Tanker Belum Jelas

*Belum Ada Keterangan Resmi dari Pihak TNI AL

KARIMUN EXPOSE - Empat korban tabrakan antara tanker berbendera Taiwan dengan sebuah kapal nelayan KM Hero yang terjadi Kamis lalu, kemarin sudah meninggalkan ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karimun.

Kendati tabrakan cukup dahsyat hingga membuat kapal kayu nelayan tersebut pecah berkeping-keping, namun kondisi anak buah kapal KM Hero, Latif (41), Atan (23), Supiyadi (32), dan Rahmat (33), hanya mengalami luka ringan. Sedangkan empat orang lainnya, Masran (30), Ranek (20), Kartono (30), Maswar (30) tidak mengalami cidera apapun. Hanya saja, nahkoda KM Hero Abdul Wahid alias Ahi (44) tewas dalam kejadian itu.

Empat korban yang sempat dirawat di RSUD Karimun mengalami syok dan terlalu banyak memminum air laut dan luka-luka gores. Menurut seorang keluarga kondisi mereka sudah mulai membaik dan sudah diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan korban tewas, Abdul Wahid sudah dikuburkan pihak keluarnya keesokan hari.

Menurut Latif ia hanya mengalami luka gores di sekujur tubuh. Tapi mengenai pertanggungjawaban akibat kecelakaan tersebut mereka belum mengetahui harus berbuat apa. “Kita tak tahu harus bagaimana,” terangnya.

Latif kemarin sudah dapat kembali ke rumahnya di Kundur. Sedangkan mengenai kapal yang hancur berkeping-keping tersebut belum jelas apakah menjadi tanggungjawab yang menabrak atau bagaimana. Hingga kemarin, pihak korban belum mendapatkan penjelasanan apa-apa.

Begitu juga dengan santunan nahkoda yang tewas dalam kejadian tersebut. Ahi meninggalkan tiga orang anaknya yang masih kecil serta satu orang istri. Mereka selama ini hanya hidup bergantung kepada Ahi. Dengan meninggalnya Ahi dalam kejadian tersebut, pupus sudah harapan dalam memenuhi ekonomi keluarga ke depan.

“Seluruh korban yang dirawat di rumah sakit sudah kembali ke rumah masing dan Ahi juga telah dikuburkan keluarganya,” ungkap Aiptu Bustami, Kanit Reskrim Polsek Meral kepada wartawan, Sabtu (26/1).

Menurut Bustami ia turut membantu karena korban merupakan warga Meral dan juga sempat melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Meral. “Kita hanya membantu korban saja,” terang Bustami.

Banting Kemudi Tanker Bisa Kandas

Semnatar itu berdasarkan analisis Kepala Seksi Penjagaan dan Keselamatan (Gamat) Administrator Pelabuhan Tanjungbalai K arimun Fakhrin Riza, pada dasarnya kapal yang lebih besar lebih diuntungkan jika tengah berlayar di perairan internasional, Tentu saja hal itu juga sesuai dengan sesuai aturan lalu lintas laut.

Pasalnya, kapal tanker tersebut biasanya sudah memiliki jalur khusus untuk dilalui. Tentu saja jalurnya tersebut tidak boleh dilintasi oleh kapal-kapal lainnya yang jauh lebih kecil. “Kapal kecil harus menghindar karena kapal besar tidak mungkin menghindar dengan cepat,” terangnya.

Menurut Fakhrin, disamping sulit menghindar, kondisi seperti itu jarang sekali terjadi. “Kalau pun dia menghentikan laju kapal secara mendadak, barangkali baru satu kilometer bisa berhenti,” terang Fakhrin.

Resiko yang lebih besar, bisa saja kapal tersebut kandas atau terbalik. Lagi pula kapal tanker tersebut tentunya tidak boleh keluar jalur pelayarannya. Berlayar di Selat Malaka juga sudah ada aturannya dan tidak bisa sembarangan.

Apakah Adpel Tanjungbalai sudah menerima laporan dari korban terkait kecelakaan tersebut, Fakhrin mengaku hingga kemarin ia belum menerima satu pun laporan terkait kejadian tersebut. “Sebenarnya kejadian tersebut bukan di wilayah kita, tapi kalau ada laporan kita tetap akan menindaklanjutinya,” terangnya.

Sedangkan Dansional TNI AL Tanjungbalai Karimun Letkol (P) Arif Sumartono belum dapat dikonfirmasi terkait kejadian tersebut. Arif tak dapat ditemui di kantornya. “Komandan lagi ke Tanjungpinang, ada keperluan dinas,” ungkap seorang anggota Sional TNI AL di Tanjungbalai kemarin. Menurut cerita korban tabrakan tanker versus kapal nelayan, mereka dievakuasi oleh TNI AL Tanjungbalai Karimun.(poenk)

Tidak ada komentar: