Minggu, 09 Maret 2008

Ka.SMPN 3 Tanjungpinang Tak Pede

Dongkrak Biaya Pendidikan, Gandeng Swasta
Tanjungpinang, KE - Rendahnya angka kelulusan di SMPN 3 Tanjungpinang tahun ajaran 2006-2007 lalu hanya mencapai 61 persen, membuat pengendali sekolah yang bersangkutan harus berpikir keras mencari solusi.
Kepala sekolah SMPN 3 Drs. Edi Sarwito, membuat terobosan baru dengan mengambil langkah menggandeng pihak swasta, Menurutnya pihaknya bekerjasama dengan lembaga pendidikan non formal (swasta) dalam bimbingan belajar (bimbel) menghadapi Ujian Nasional (UN) tahun ini, agar prestasi para pelajar di sekolah yang dipimpinnya itu tidak merosot kembali angka kelulusannya.
Menyinggung biaya bimbingan belajar yang dipungut pada orang tua siswa diakui sarwito, hanya Rp.100.000 per bulan dengan tiga kali pertemuan dalam seminggu, khusus mata pelajaran UN. Biaya yang dipungut sekolah bukan untuk para guru, tetapi untuk biaya pihak penyelenggara yang di gandeng dari swasta, jadi tidak ada untuk kepala sekolah, ”boleh tanya pada penyelenggara bimbel tersebut”, katanya.
Besar biaya Rp.100.000/ bulan merupakan hasil rapat orang tua murid yang menghadapi UN, jadi bukan sifatnya pemaksaan, sambil menunjukan bukti lembaran isian formulir setuju atau tidak setuju diselenggarakan bimbingan belajar tersebut. Dari hasil isian formulir orang tuan murid Cuma 13 orang tidak mengembalikan formulir karena tidak mampu, namun pihaknya menyerahkan kembali kepada orang tua tersebut. ”berapa kesanggupan mereka agar kembali menghadap kepada saya”, tuturnya.
Menyinggung kenapa kepala sekolah enggan dan tidak ”pede” memanfaatkan tenaga edukasi yang telah ditugaskan negara yang telah memiliki kualifikasi standar, menurutnya lembaga pendidikan swasta pasti ada kelebihannya, dan hal tersebut harus kita akui, mereka lebih fahan sistim pengisian lembaran jawaban, sebab pemeriksaan data hasil UN secara komputerisasi ucapnya berdalih.
Sementara itu, Deni, manager lembaga pendidikan Salma mengakui guru senior lebih memahami keadaan siswa dalam melakukan bimbingan ujarnya. Dimana titik kelemahan yang membuat para pelajar SMP negeri tindak memiliki angka kelulusan rendah, apakah buku pelajaran tidak memadai, sistim tim manajemen sekolah dalam melakukan pembinaan? Wallahualam. (MT/Na)

Tidak ada komentar: