Senin, 28 Januari 2008

Langkanya Komoditi Minyak Tanah di Karimun

* Diduga Adanya Penyelewengan Distribusi

KARIMUN EXPOSE - Penggunaan minyak tanah bagi masyarakat masih menjadi kebutuhan yang sangat penting, karena merupakan penunjang untuk kebutuhan rumah tangga. Namun kesulitan masyarakat untuk mendapatkan minyak tanah eceran masih banyak terlihat, diakibatkan tingginya harga minyak tanah yang ada di pengecer. Padahal sesuai dengan data yang ada di Karimun pasokan minyak tanah yang diberikan pertamina mencapai jutaan liter per bulan, yang disebar kepada 7 Agen Minyak Tanah (AMT). Namun hingga 2008 ini distribusi minyak tanah di Karimun masih terbilang tidak jelas.

Kendala pendistribusian minyak tanah ini masih menjadi pertanyaan besar di lingkungan masyarakat. Mungkinkah kurang adanya kontrol yang maksimal dari pemerintah atau memang ada upaya manipulasi minyak tanah sebagai kebutuhan masyarakat untuk kepentingan pribadi, sebagai bahan solar oplosan?.

Ironisnya, harga bahan bakar ini lebih mahal dari biasanya. Meskipun Pemerintah Karimun telah menetapkan harga eceran nyata (HEN) minyak tanah seharga Rp 2.525 per liter di pangkalan. Sementara harga minyak tanah di eceran mencapai Rp 3.300 hingga Rp 3.500 per liternya.

Parahnya lagi pembelian minyak tanah juga dibatasi. Masyarakat yang biasanya membeli dalam jumlah agak banyak harus rela kecewa lantaran mendapatkan harga sama dengan lainnya, Yakni Rp 5.000 per botol plastik ukuran 1,5 liter.

Yanti, Salah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kapling menjelaskan kepada KARIMUN EXPOSE, bahwa di warung tempat tinggalnya harga minyak tanah mencapai Rp 6.000 per botol plastik ukuran 1,5 liter. itupun merasa kesulitan karena terkadang kehabisan selam tiga hari.
"sekarang susah mendapatkan minyak tanah, adapun itu harganya mahal. masak segini aja enam ribu rupiah," katanya sambil menunjukkan botol plastik ukuran 1,5 liter.

Sama halnya yang dialami Usman, warga Pelipit. Biasanya Usman mendapatkan minyak tanah dari pangkalan dengan harga Rp 2.700 per liter, namun saat ini untuk keperluan jualan nasi uduknya ia harus merogoh kocek Rp 3.200 per liter, itupun harus dia beli dari pengecer. “Di pangkalan sudah tidak ada lagi. Adanya di pengecer kampung-kampung,” ungkapnya kepada KARIMUN EXPOSE.

Beberapa pangkalan yang ditemui KARIMUN EXPOSE menyatakan jarang mendapat pasokan minyak tanah lagi. karena Sebelum adanya kebijakan pengurangan pasokan secara nasional oleh Pertamina, Kabupaten Karimun mendapat alokasi sebesar 1484 Kilo liter (Kl), setelah ada penurunan alokasi, otomatis pasokan yang masuk hanya sebesar menjadi 1112 Kl. Kondisi inilah yang menggiring agen-agen penyalur minyak tanah tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupeten Karimun.

Biasanya setiap pangkalan di Karimun mendapat quota minyak tanah sebesar 20 hingga 40 ribu kilo liter per bulan, namun masih juga kondisi kelangkaan dan kerap terjadi di masyarakat apalgi dengan harga yang sangat tinggi.

Hampir setiap pangkalan juga menyatakan tidak mengetahui kenapa minyak tanah eceran sangat mahal. Padahal setiap pangkalan sudah melakukan sesuai prosedur aturan penjualan yang ditentukan pemerintah. Kemungkinan pengecer menentukan sendiri karena alasan transportasi. "Kita sudah sesuai aturan menjual dengan harga Rp 2.525 per liter mungkin pengecer berinisiatif sendiri karena kendala transportasi," kata Apong kepada KARIMUN EXPOSE beberapa waktu lalu.

Sejauh ini belum diketahui secara pasti penyebab naiknya harga komoditi ini. Berbagai kalangan sempat kaget mengingat keberadaan minyak tanah di Karimun cukup melimpah sebelumnya. Bahkan saat daerah mengalami kekurangan, warga Karimun masih dapat dengan mudah mendapatkan minyak tanah.

Pangkalan yang sangat diharapkan sebagai pendistribusi ternyata sudah tidak mempunyai lagi upaya untuk memberikan dukungan bagi masyarakat. Mereka tidak lagi menjual kebutuhan warga ini dengan baik. Ada indikasi pangkalan minyak tanah memanipulasi distribusi minyak tanah tersebut, bahkan banyak dugaan minyak tanah tersebut untuk bahan solar oplosan.

Tidak ada komentar: