Senin, 28 Januari 2008

Polisi Akan Lakukan Penyidikan

*Terkait Dugaan Penyelewengan Minyak Tanah Bersubsidi

*Apong dan Among di Periksa Polisi

KARIMUN EXPOSE – Dugaan maraknya bahan bakar solar yang di oplos dengan minyak tanah di Karimun oleh para oknum pangkalan minyak tanah, menjadi perhatian serius bagi berbagai komponen masyarakat karena upaya ini menggunakan minyak tanah subsidi bagi masyarakat. Kondisi ini sangat memperihatinkan karena masyarakat saat ini sulit mendapatkan harga minyak tanah yang murah.

Ada beberapa pangkalan minyak tanah yang diduga melakukan pengoplosan tersebut, dengan dalih sebagai penyalur minyak tanah bersubsidi. Bebepa pangkalan langsung kalang kabut bak kebakaran jenggot lantaran Pihak Kepolisian menemukan adanya dugaan penyelewengan minyak tanah bersubsidi.

Temuan ini berawal adanya laporan masyarakat tentang maraknya pengoplosan solar dengan minyak tanah. Sumber KARIMUN expose menyebutkan ada 7 pangkalan minyak tanah di Karimun melakukan pengoplosan dengan menggunakan minyak tanah bersubsidi bagi masyarakat.

Saat ini polisi melakukan pengembangan penyidikan dengan mengumpulkan data dari para agen dan pengkalan minyak tanah di karimun. Apabila di temukan indikasi tersebut, maka polisi akan segera melakukan tindakan tegas kepada para pendistribusi minyak tanah tersebut. Polisi juga telah melakukan penyelidikan kepada 2 pemilik pangkalan minyak tanah Apong dan Among. Terkait laporan dari masyarakat adanya penyelewengan data penyaluran.

Kepala Kepolisian Resor Karimun AKBP Drs Leonidas Braksan MM, membenarkan adanya pemeriksaan terhadap 2 orang pemilik pangakalan minyak tanah tersebut. "menindak lanjuti laporan masyarakat kami langsung melakukan penyelidikan. kita sudah panggil 2 orang pemilik pangkalan minyak tanah untuk dimintai keterangan atas kebenaran laporan tersebut. Apabila terbukti maka kami akan langsung melakukan penyidikan," jelasnya kepada KARIMUN expose Senin (20/1).

Apong, pemilik pangkalan minyak tanah bersubsidi di Meral Senin (20/1) memenuhi panggilan polisi terkait adanya dugaan penyelewengan minyak tanah bersubsidi. Apong diperiksa secara intensif di ruang Sat Intelkam Polres Karimun. Menurut pihak kepolisian, kemarin Apong dimintai keterangan terkait penyaluran minyak tanah bersubsidi di pangkalannya. Polisi juga meminta beberapa dokumen terkait penyaluran minyak tanah tersebut

Polisi juga mem-police line (garis polisi) di gudang yang berada di pangkalan milik Apong yang berupa Rumah Toko (ruko) sekaligus sebagai tempat tinggalnya itu. Kemarin pihak kepolisian langsung melakukan pemeriksaan intensif terhadap pria beristri 4 keturunan Tiong Hoa tersebut.

.

Yang cukup mengejutkan di belakang pangkalan Apong terdapat beberapa gudang yang diduga sebagai bunker yang berisikan puluhan drum berbau minyak solar. Disamping itu terdapat slang-slang yang berhubungan dari satu gudang ke gudang yang lain. Gudang langsung menyatu dengan laut. Di belakang gudang tersebut terdapat kapal-kapal berukuran cukup besar tengah bersandar. Polisi sehari sebelumnya sempat terjun ke pangkalan tersebut, untuk melakukan pengumpulan data.

Polisi melakukan pemeriksaan terhadap Apong, setelah menerima informasi mengenai adanya dugaan penyelewengan minyak tanah. Warga Karimun mengaku sangat kesulitan mencari bahan bakar minyak jenis minyak tanah. Kelangkaan sudah terjadi dua minggu belakangan. Padahal pasokan dari tangki pengangkut minyak tanah bersubsidi tersebut rutin di lakukan.

Among, yang juga pemilik pangkalan di Meral, diperiksa secara intensif di ruang Sat Intelkam Polres Karimun, Rabu (23/1). Menurut pihak kepolisian, Among dimintai keterangannya terkait dugaan adanya penyelewengan minyak tanah bersubsidi di pangkalan yang ia miliki. Among tiba di Mapolres Karimun dengan beberapa anggota Polres Karimun pada pukul 11.00 WIB. Hingga sore Among dimintai keterangan oleh Polisi.

Among merupakan salah satu pangkalan yang cukup besar di Meral. Kuota untuk Among bisa mencapai 40 ton per bulan, dengan demikian jumlah pangkalan ternyata melebihi jumlah penduduk yang berada di sekitar wilayah pangkalan.

Warga Meral yang ditemui KARIMUN expose mengaku tidak pernah membeli minyak di tempat tersebut, alasannya karena tidak mengetahui adanya pangkalan di tempat tersebut. karena plang nama pangkalan tidak tertera. "jangankan harganya, kemana julanya minyak tanah tersebut kamipun tidak tahu. Kami biasanya beli di sana (menunjuk pangkalan Apong, yang tidak jauh dari tempat Among)," ungkap Erik, warga Meral kepada wartawan, Rabu (23/1).

Kelangkaan minyak tanah khususnya terjadi di Tanjung Balai, tempat-tempat pengecer minyak tanah. Untuk mendapatkannya terkadang harganya sangat mahal dari biasanya, bahkan beberapa warga mengaku harus menyeberang pulau untuk mendapatkan minyak tanah.

Kelangkaan ini membangun kecurigaan masyarakat tentang adanya penyelewengan minyak tanah oleh pengkalan. masyarakat beranggapan minyak tanah bersubsidi tersebut digunakan untuk oplosan solar yang dijual kepada masyarakat. Padahal menurut warga pangkalan minyak tanah yang ada di karimun cukup banyak dan tiga kali seminggu melakukan pengisian minyak tanah namun minyak tanah begitu cepat habisnya. (poenk)

Tidak ada komentar: